Selasa, 25 September 2012
Aku sudha bekerja keras untuk hatiku. Mencoba sedikit mencintai isi kepalaku
sendiri.
Tahun demi tahun telah menciptakan ribuan kata maaf. Menelenjangi diri dengan ketololan-ketololan. Mestinya, semakin tahun tubuhku panjang dan semakin siang. Tak segera luruh lalu sambil menggigiti ujung kuku.
Rupanya, detikan jam belum berjabat tangan dengan mimpi-mimpiku. Lagi-lagi aku kehilangan esensi, tidak pernah mengerti bagaimana menjadi seorang pecinta yang baik. Karena aku sendiri belum memahaminya. Cinta, seperti secangkir kopi dengan asap pertama.
Nuansa kopi cinta... :)
Tahun demi tahun telah menciptakan ribuan kata maaf. Menelenjangi diri dengan ketololan-ketololan. Mestinya, semakin tahun tubuhku panjang dan semakin siang. Tak segera luruh lalu sambil menggigiti ujung kuku.
Rupanya, detikan jam belum berjabat tangan dengan mimpi-mimpiku. Lagi-lagi aku kehilangan esensi, tidak pernah mengerti bagaimana menjadi seorang pecinta yang baik. Karena aku sendiri belum memahaminya. Cinta, seperti secangkir kopi dengan asap pertama.
Nuansa kopi cinta... :)